Senja Di Bumi Borneo

Hai kamu wahai penikmat senja,
Pengagum ciptaan sang kuasa,
Sudahkah kamu menikmati senja dikotamu?
Sudahkah kau kagumi senja dari sisi dunia yg lain?

Ah, sungguh indah,
Ketika dia perlahan turun,
Bersembunyi,
Dan bersiap esok akan bertugas kembali.

Sebagai pendatang dikota ini, aku masih mencari-cari setiap sudut kota yang nantinya akan kukenang. Perlahan mencari info, membaca, dan melihat langsung. Jujur saja tidak mudah bagiku sebagai warga nomaden yang tidak pernah tahu akan berapa lama menetap di satu kota, dan akan pindah ke kota mana suatu saat. Dan aku berusaha membuatnya mudah, selalu berusaha berdamai dengan diri sendiri, dan mencari kebahagiaanku sendiri.

Salah satunya adalah mencari sisi indah dari kota ku saat ini, Balikpapan. Tujuannya sederhana, agar aku mencintai kota yang sangat baru bagiku, seolah-olah aku sudah lama mengenal kota ini. Terkadang memang sebagai manusia, muncullah keinginanku untuk membandingkan kota ini dengan kota lainnya yang pernah kutinggali. Tapi tentu tidak adil, karena sama dengan layaknya manusia, setiap kota terlahir berbeda.

Sudah cukup lama sebenarnya aku melihat foto helipad milik pertamina di media sosial, dan beberapa kali kusampaikan keinginanku kesana pada popo. Tapi selalu terjadi perubahan rencana. Dan kemarin, pada libur Natal yang cukup panjang dan kami hanya di Balikpapan saja, akhirnya terpenuhi keinginanku.

Senja di helipad, terdengar lucu tapi indah. Ah, aku menikmati sekali sore itu. Dan tentu saja tetap dengan beberapa gangguan dari popo.

Sepertinya dulu kawasan pantai ini adalah milik Pertamina, tapi entahlah sekarang. Dikiri kanan helipad, ada pantai dengan pasir putih yang bersih dan halus yang sangat memungkinkan untuk mengajak sang raja ratu kecil bermain. Pasangan muda juga banyak terlihat disini, sekumpulan remaja dengan tawanya, juga sekumpulan orang dengan hobby mereka.


Letak pantai ini cukup mudah dicari, yaitu di jl. Sudirman yang merupakan jalan utama di Balikpapan, berseberangan dengan lapangan merdeka yang juga menjadi ikon kota Balikpapan. Tiket masuk hanya Rp 5.000/org dan mendapat 1 buah minuman. Di kawasan pantai juga ada entah restoran atau cafe, jadi bisa menikmati pantai sambil menyantap hidangan. Tapi kebetulan saya tidak mencoba hidangannya karenan sedang kenyang.

Apakah aku akan mengunjungi tempat ini lagi? Tentu dong, aku suka alam, aku suka tempat dimana aku bisa duduk menikmati indahnya ciptaan Tuhan and doing nothing. Ini akan jadi salah satu wisata di Balikpapan yang akan aku rekomendasikan kepada kalian yang akan mengunjungi Balikpapan.

See you at Balikpapan fellas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanjung Bira, Bulukumba, South Sulawesi

Selamatkan Anak Kita dari Trauma Psikologis