Cinta, perjuangan dan harapan
Malam kemarin, awalnya adalah malam yang biasa, sama seperti malam-malam lainnya. Malam dimana aku dan popo bersantai, bercengkrama, sambil menonton siaran TV. Kami biasa makan malam sekitar pukul 18.00-19.00 WITA. Jadi setelahnya hanyalah di isi dengan bersantai sambil bercerita apa saja yang terjadi hari ini, dan kadang sembari bermain gadget.
Dan bersama gadget lah itu dimulai, Ketika aku mulai melihat sosmed, mulai mengecek postingan teman-temanku hanya sekedar melepas rindu. Tanpa sengaja aku membaca komentar pada postingan temanku yang menyatakan bahwa dia sedang hamil. Dia, temanku yang sebelumnya sama denganku. Kami yang sama-sama berjuang untuk memiliki buah hati, kami yang suka berbagi, saling mendengarkan dan kadang saling memberi masukan, walaupun tidak terlalu sering.
Aku tahu, ini adalah kabar bahagia, apalagi untuk temanku yang sudah menantikan selama 7 tahun. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain mendapatkan jawaban yang selama ini dicari. Aku pun turut bahagia, dan memang seharusnya bahagia. Tapi tanpa sadar airmata ini mengalir, sesak sekali rasanya. Entah perasaan apa ini, apakah bahagia, sedih, marah, kecewa, tapi kepada siapa. Aku bingung.
Tapi yang aku pahami adalah aku bahagia karena akhirnya temanku bahagia, aku sedih karena kenapa aku belum bisa seperti temanku, aku kecewa karena aku kehilangan teman berbagi ku yang mengalami hal sama dengan ku, aku marah tapi aku tahu ini bukan salah siapa-siapa. Dan seperti biasa, tangis itu tak akan reda segampang kita mematikan keran, bahkan ketika aku menginginkan untuk berhenti menangis pun, tangis itu tak berhenti. Kuhabiskan malam hingga dini hari, menangisi hal yang aku sendiri tidak bisa mencari solusinya. Hal yang hanya bisa diusahakan semampunya, didoakan, dan seharusnya di ikhlaskan. Bukan di ratapi, seperti yang aku lakukan malan kemarin.
Ketika malam itu, rasanya akulah orang paling menyedihkan didunia, rasanya hanya akulah yang masih berharap dan berdoa tapi belum dikabulkan, rasanya aku sudah lelah berharap. Tapi dia lah popo ku, dia lah yang selalu menyemangati ku, dia lah yang selalu memberi bahunya, dia lah yang kemudian membuatku kembali berani berharap, kembali berjuang, bersama popo ku.
Komentar
Posting Komentar