Balikpapan to Banjarmasin Via Darat

Ramadahan tahun ini sudah akan menginggalkan kita dan disambut bulan Syawal. Seperti biasa saya dan kebanyakan orang pun begitu, merencanakan mudik dan sungkem memohon maaf kepada orangtua sekaligus mengunjungi untuk melepas rindu layaknya para perantau lain. Tetapi, karena orangtua saya dan mertua berada dikota yang berbeda, mengharuskan saya dan popo berbagi sesuai dengan kebutuhan dan kantong pastinya. Dan tahun ini adalah saatnya saya yang mengalah setelah tahun kemarin kami lebaran terpisah dengan orangtua masing-masing.

Pengalaman mudik baru lah yang ditawarkan popo sebagai pelipur lara untuk istrinya ini. Setelah belum genap sebulan popo dipindah tugaskan di kantor Balikpapan, kami merencanakan mudik ke Banjarbaru (salah satu kota di Kalimantan selatan yang letaknya dekat dengan kota Banjarmasin) dari Balikpapan melalui jalur darat dan yang pasti melalui jalur yang belum pernah saya lalui.

Perjalanan darat Balikpapan-Banjarbaru dapat ditempuh melalui dua pilihan jalur, bisa melalui kabupaten Tanah Bumbu (Batu Licin) atau melalui kabupaten Tanjung Tabalong (tanjung). Dan ada pilihan lainnya adalah bisa menggunakan ferry pemyebrangan melalui pelabuhan Kariangau Balikpapan dan berlabuh di pelrabuhan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, atau melalu jalur darat dengan resiko agak sedikit memutar melalui pinggiran teluk Balikpapan.

Bermodalkan petunjuk dari driver dikantor popo, kami memilih menyebrang mnggunakan ferry lalu menuju tanjung. Dari Balikpapan menuju pelabuhan Kariangau sangat dekat, dari rumah saya hanya membutuhkan waktu 30 menit perjalanan lancar.

Tibalah hari dimana kami rencanakan akan memulai perjalanan, rabu 13 Juni 2018, tepat 5.30 WITA kami berangkat dari rumah. Dimulai dengan menuju pelabuhan Kariangau, memasuki kawasan pelabuhan mengantri sebentar untuk melakukan pembayaran ongkos ferry (hanya sekitar 3 mobil), dan untuk kendaraan pribadi roda empat dikenakan biaya Rp 283.400 (tercetak distruk pembayaran, tapi faktanya kami membayar Rp 290.000).


Menuju dermaga satu, sesuai petunjuk petugas, ternyata sudah terisi beberapa mobil dan mobil kami masuk kebarisan belakang. Ferry ini tidak terlalu besar kalau dibandingkan dengan waktu penyebrangan dari merak ke bakauheni, karena hanya menyebrangi teluk dan jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 1 - 1.5 jam tergantung waktu menunggu sebelum berangkat dan waktu merapatnya kapal.

Saya cukup menikmati ketika di ferry, karena suasana yang tidak terlalu ramai penumpang. Diruang tunggu penunpang dilengkapi dengan TV sebagai hiburan dan juga dijual beberapa makanan dan minuman. Saya dan popo pun tidak lupa menyempatkan menikmati pemandangan perairan, kapal-kapal yang sedang melintas dan pemandangan kota balikpapan di pinggiran teluk.

Menikmati sunrise di kapal

Setelah turun dari ferry, kita langsung memasuki kawasan yang cukup ramai, jadi untuk yang ingin sekedar mengisi perut bisa mencari tempat berhenti terlebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Jalan yang kami lalui cukup menyenangkan, karena jalan yang lebar, cukup mulus dan pemandangan perbukitan.


Melewati daerah Batu Kajang, ada objek wisata air terjun yang terlihat dari jalan yang kita lewati, tapi saya dan popo memutuskan untuk tidak singgah karena berharap sudah sampai Banjarbaru sebelum adzan magrib. Tapi kami mampir sebentar ketika berada di ketinggian dan terlihat perbukitan.

Ketika melewati perbatasan memasuki daerah Kalimantan selatan, barulah kami disambut dengan jalanan yang cukup kecil, banyak lubang dan lebih padat pengendara. Khususnya setelah memasuki daerah Barabai, kita sudah harus lebih waspada karena banyak pengendara motor. Jalanan padat penduduk ini lah yang patut diwaspadai, karena terkadang ada yang menyebrang, ada pusat keramaian yang parkir memakan jalan. Perjalanan kami sedikit terhambat ketika memasuki kawasan Martapura, karena sudah sangat ramai dan sudah dekat ke kota.

Sekitar pukul 16.00 WITA kami sampai di Banjarbaru, di rumah mertua. Alhamdulillah perjalanan lancar, bahagia dan sesuai dengan target, bisa berbuka bersama keluarga. Total perjalanan mudik via darat kami adalah 467km.

Selamat Idul Fitri teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin.


Ps: nantikan cerita perjalanan pulang kami via Batu Licin ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja Di Bumi Borneo

Tanjung Bira, Bulukumba, South Sulawesi

Selamatkan Anak Kita dari Trauma Psikologis