Buat bubuhan Banjar, Bukit Matang Kaladan adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi, spot foto yang wajib nampil di media sosial. Nah, gak ada salahnya nih kali ini kita bahas si tempat wisata favorit anak jaman now ini ya.
Bukit Matang Kaladan ini terletak di desa Tiwingan Lama, Kec. Aranio, Kab. Banjar, Kalimantan selatan. Akses menuju lokasi ini saat ini sudah bagus, jalan aspal mulus dan sebagian sudah cukup lebar. Dulu waktu tahun 2016 saya menuju kesana dengan jalanan yang masih banyak berlobang dan bergelombang. Tetapi nampaknya saat ini pemerintah sudah memberikan perhatian lebih pada daerah-daerah wisata dan khususnya yang sedang digemari warga sosial media, sudah banyak sekali perbaikan disana sini sehingga memudahkan para wisatawan. Semoga kedepannya menjadi lokasi yang juga digemari oleh wisatawan mancanegara ya.
Untuk yang masih awam banget, bisa menggunakan aplikasi peta online ya, atau tanya-tanya warga lokal juga bisa, perjalanan kita menuju ke waduk Riam Kanan atau PLTA M. Noor Riam Kanan dengan waktu tempuh dari Banjarbaru sekitar 30 menit. Jalanan ini berakhir di Waduk Riam Kanan, jadi kita bisa parkir mobil di tempat parkir yang sudah disediakan warga atau di pinggir jalan bila terpaksa. Memasuki kawasan wisata ini kita dikenakan biaya Rp 5.000 (sudah terhitung kendaraan dan jumlah wisatawan). Tempat wisata yang bisa kita kunjungi ada beberapa, yaitu hutan pinus dan air terjun (dengan menyerangi waduk terlebih dahulu menggunakan kelotok) dan juga bukit Matang Kaladan.
Kita spesifik membahas bukit Matang Kaladan dulu ya kali ini. Untuk menuju bukit Matang Kaladan ini bisa dengan menggunakan ojek dari warga sekitar desa dengan harga sekitar Rp 20.000, atau yang ingin sekalian menikmati perjuangannya bisa berjalan kaki memakan waktu sekitar 30 menit dengan jalan yang sedikit terjal dan butuh lebih perjuangan. Kalau saya sih lebih pilih jalan ya. Itung-itung sekalian olahraga, sekalian menikmati alam dan tes daya tahan tubuh, kesimpulannya ternyata saya tidak muda lagi (hehehe).
Menjelang sampai puncak, ada warung bagi yang ingin istirahat atau mau pesan mie instan dan lain-lain. Selain itu, di warung ini kita juga akan membayar masuk kawasan Bukit Matang Kaladan dengan biaya Rp 3000/orang. Dengan perjuangan yang lumayan lama, perjuangan yang lumayan melelahkan dan beberapa rupiah yang dikeluarkan, maka semua itu akan sangat terbayar ketika sampai di puncak. Indaaaaaah banget, kalo kata anak medsos sih the little raja ampat.
Di puncak juga ada beberapa spot foto yang disewakan masing-masing seharga Rp 5.000/orang/5 menit. Ada beberapa spot foto yang baguuuus banget. worth it banget. Dari puncak kita bisa melihat waduk yang luas dengan beberapa pulau kecil yang masih hijau dan konon katanya dulu sampai beberapa desa berkorban untuk ditenggelamkan dan kemudian dijadikan waduk ini. Bukit Matang Kaladan ini sebenarnya sudah dibuka dan dijadikan kawasan wisata sejak 2016, tapi baru terkenal banget.
Namun jangan harap kamu bisa menikmati suhu dingin, atau bersiap datang dengan jaket tebal karena suhu di bukit Matang Kaladan ini sama aja seperti suhu alam kalimantan, tetap panas dan gerah. Tapi memang terasa lebih segar karena lebih minim polusi. Selain untuk poto-poto, kawasan ini juga sering kali dijadikan arena berkemah untuk para pecinta alam. Nah, bagaimana skema jika ingin mendirikan kemahnya saya belum jelas benar nih, kemarin kurang detil nanya sama bapaknya.
Nah, setelah puas di atas, beristirahat sejenak karena perlu tenaga ekstra lagi untuk turun bukit. Yang harus diperhatikan sih ini sepatunya guys. Lebih enak pakai sepatu yang tapaknya karet, seperti running shoes gitu. Karena kemarin saya menggunakan jenis training shoes yang tapaknya tidak terlalu banyak karet, beberapa kali saya terpeleset. Karena memang jalanan licin dan sangat curam. Dalam perjalanan turun kami juga bertemu satu rombongan anak muda yang akan menaiki bukit dengan berjalan kaki. Senang sekali rasanya tetap ada yang semangat berjalan.
Intinya guys, kita boleh menikmati alam Indonesia kita dengan cara kita masing-,masing, tapi tetap bertanggung jawab menjaga kelestarian dan kebersihan ya guys.
Salam Pecinta alam
Bukit Matang Kaladan ini terletak di desa Tiwingan Lama, Kec. Aranio, Kab. Banjar, Kalimantan selatan. Akses menuju lokasi ini saat ini sudah bagus, jalan aspal mulus dan sebagian sudah cukup lebar. Dulu waktu tahun 2016 saya menuju kesana dengan jalanan yang masih banyak berlobang dan bergelombang. Tetapi nampaknya saat ini pemerintah sudah memberikan perhatian lebih pada daerah-daerah wisata dan khususnya yang sedang digemari warga sosial media, sudah banyak sekali perbaikan disana sini sehingga memudahkan para wisatawan. Semoga kedepannya menjadi lokasi yang juga digemari oleh wisatawan mancanegara ya.
Untuk yang masih awam banget, bisa menggunakan aplikasi peta online ya, atau tanya-tanya warga lokal juga bisa, perjalanan kita menuju ke waduk Riam Kanan atau PLTA M. Noor Riam Kanan dengan waktu tempuh dari Banjarbaru sekitar 30 menit. Jalanan ini berakhir di Waduk Riam Kanan, jadi kita bisa parkir mobil di tempat parkir yang sudah disediakan warga atau di pinggir jalan bila terpaksa. Memasuki kawasan wisata ini kita dikenakan biaya Rp 5.000 (sudah terhitung kendaraan dan jumlah wisatawan). Tempat wisata yang bisa kita kunjungi ada beberapa, yaitu hutan pinus dan air terjun (dengan menyerangi waduk terlebih dahulu menggunakan kelotok) dan juga bukit Matang Kaladan.
Kita spesifik membahas bukit Matang Kaladan dulu ya kali ini. Untuk menuju bukit Matang Kaladan ini bisa dengan menggunakan ojek dari warga sekitar desa dengan harga sekitar Rp 20.000, atau yang ingin sekalian menikmati perjuangannya bisa berjalan kaki memakan waktu sekitar 30 menit dengan jalan yang sedikit terjal dan butuh lebih perjuangan. Kalau saya sih lebih pilih jalan ya. Itung-itung sekalian olahraga, sekalian menikmati alam dan tes daya tahan tubuh, kesimpulannya ternyata saya tidak muda lagi (hehehe).
Menjelang sampai puncak, ada warung bagi yang ingin istirahat atau mau pesan mie instan dan lain-lain. Selain itu, di warung ini kita juga akan membayar masuk kawasan Bukit Matang Kaladan dengan biaya Rp 3000/orang. Dengan perjuangan yang lumayan lama, perjuangan yang lumayan melelahkan dan beberapa rupiah yang dikeluarkan, maka semua itu akan sangat terbayar ketika sampai di puncak. Indaaaaaah banget, kalo kata anak medsos sih the little raja ampat.
Di puncak juga ada beberapa spot foto yang disewakan masing-masing seharga Rp 5.000/orang/5 menit. Ada beberapa spot foto yang baguuuus banget. worth it banget. Dari puncak kita bisa melihat waduk yang luas dengan beberapa pulau kecil yang masih hijau dan konon katanya dulu sampai beberapa desa berkorban untuk ditenggelamkan dan kemudian dijadikan waduk ini. Bukit Matang Kaladan ini sebenarnya sudah dibuka dan dijadikan kawasan wisata sejak 2016, tapi baru terkenal banget.
Namun jangan harap kamu bisa menikmati suhu dingin, atau bersiap datang dengan jaket tebal karena suhu di bukit Matang Kaladan ini sama aja seperti suhu alam kalimantan, tetap panas dan gerah. Tapi memang terasa lebih segar karena lebih minim polusi. Selain untuk poto-poto, kawasan ini juga sering kali dijadikan arena berkemah untuk para pecinta alam. Nah, bagaimana skema jika ingin mendirikan kemahnya saya belum jelas benar nih, kemarin kurang detil nanya sama bapaknya.
Nah, setelah puas di atas, beristirahat sejenak karena perlu tenaga ekstra lagi untuk turun bukit. Yang harus diperhatikan sih ini sepatunya guys. Lebih enak pakai sepatu yang tapaknya karet, seperti running shoes gitu. Karena kemarin saya menggunakan jenis training shoes yang tapaknya tidak terlalu banyak karet, beberapa kali saya terpeleset. Karena memang jalanan licin dan sangat curam. Dalam perjalanan turun kami juga bertemu satu rombongan anak muda yang akan menaiki bukit dengan berjalan kaki. Senang sekali rasanya tetap ada yang semangat berjalan.
Intinya guys, kita boleh menikmati alam Indonesia kita dengan cara kita masing-,masing, tapi tetap bertanggung jawab menjaga kelestarian dan kebersihan ya guys.
Salam Pecinta alam
Komentar
Posting Komentar